Rabu, 03 Oktober 2012

Ini akan menjadi kali pertama sebuah pesawat jet terbang menggunakan 100 persen bahan bakar terbarukan yang memenuhi persyaratan spesifikasi

pesawat,alat transportasiIlustrasi pesawat terbang (Thinkstockphoto)
 
Applied Research Associates and Agrisoma Biosciences, bekerjasama dengan National Research Council of Canada (NRC), mengembangkan sumber energi terbarukan. Ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi industri maskapai penerbangan komersial di masa depan.
Jika tidak ada aral melintang, akhir Oktober 2012 mendatang, sebuah pesawat NRC Falcon 20 bermesin jet ganda akan terbang menggunakan bahan bakar jet baru. Dibuat dari minyak alami yang mampu menghadirkan kinerja mesin yang tinggi namun dengan emisi yang lebih ramah lingkungan.
“Ini akan menjadi kali pertama sebuah pesawat jet terbang menggunakan 100 persen bahan bakar terbarukan yang memenuhi persyaratan spesifikasi bahan bakar mesin jet,” sebut juru bicara NRC dalam keterangannya.


Pada kesempatan yang sama, Chuck Red, perwakilan Applied Research Associates menyebutkan, lewat inisiatif ini, pihaknya berharap dapat menghadirkan pilihan yang bisa diandalkan untuk mengurangi emisi industri penerbangan.
Dalam ajang pertemuan para pengamat iklim dan lingkungan di Rio de Janiero, Brasil, Juni lalu, sejumlah maskapai penerbangan komersial menyatakan sudah menggunakan bahan bakar bio jet yang dicampur dengan avtur atau bahan bakar mesin jet biasa.

Adapun untuk menyadiakan bahan bakar bio fuel bagi pesawat NRC tersebut, lebih dari 40 petani di kawasan barat Kanada telah dikontrak untuk menanam lebih dari 25 kilometer persegi bibit tanaman minyak yang akan digunakan untuk bahan bakar bio jet. Pemerintah Kanada berharap inisiatif ini akan membuka peluang baru di industri bahan bakar bio jet yang akan menguntungkan para petani.
Sebelum ini, pada April 2012 lalu, Qantas, maskapai penerbangan Australia telah meluncurkan penerbangan komersial perdana yang menggunakan bahan bakar minyak goreng. Meski demikian, bahan bakar tersebut masih dicampur dengan bahan bakar jet biasa dengan rasio 50:50.

Menurut Qantas, penggunaan minyak goreng yang diolah lebih lanjut tersebut merupakan solusi bagi kelangsungan perusahaan, karena mereka menyadari bahwa tidak bisa sepenuhnya bergantung pada bahan bakar jet konvensional. Adapun pesawat terbang pertama Qantas yang menggunakan bahan bakar jet yang dicampur dengan minyak goreng adalah Airbus A330, yang terbang dari Sydney ke Adelaide.
 


(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org)

0 komentar:

Posting Komentar

Add My Facebook! Follow me on Twitter!