Sabtu, 08 Januari 2011

Rajab artinya Agung, merujuk pada bulan ke-tujuh dari penanggalan/kalender Hijriyah milik umat muslim. Selain itu, ada juga yang mengartikan kalo Rajab (terdiri dari huruf Ra, Ja dan Ba) merupakan singkatan dari Rasulullah, Jibril dan Buroq, merujuk pada sebuah kisah menakjubkan yang dialami Rasulullah di bulan ini. Kisah itu tidak lain adalah Isra Mi’raj yang tepat terjadi pada tanggal 27 Rajab, dan diperingati oleh hampir seluruh muslim dipenjuru negeri. Yang jelas, bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan mulia (Syahrul Hurum), disamping Muharram, Dzul qa’dah dan Dzulhijjah.


Dalam kitab Zubdatul Wa’idhin yang dikutip dalam Durratun Nashihin ada sebuah kisah menarik tentang bulan Rajab. Dalam kitab tersebut, diceritakan bahwa ada seorang wanita di Baitul Maqdis yang taat beribadah kepada Allah Swt. Bila bulan Rajab tiba, ia sambut dengan membaca surat Al Ikhlash 10 kali,lalu mengganti pakaian kebesarannya dengan pakaian biasa.



Tiba-tiba pada suatu hari di bulan Rajab, ia jatuh sakit dan berpesan kepada anaknya, jika dirinya meninggal dunia nanti, supaya dimakamkan hanya dengan pakaian (kain kafan) biasa untuk untuk menghormati bulan Rajab ini. Ternyata, wanita tersebut akhirnya meninggal dunia. Sesudah ia meninggal, anaknya merasa malu kepada khalayak umum jika harus memakaikan pakaian (kain kafan) biasa kepada ibunya. Ia pun memakaikan kain kafan yang bagus dan mahal harganya kepada sang ibu. Pada suatu malam ia bermimpi bertemu dengan ibunya. Ibunya berkata kepada anak tersebut: “Hai anakku, kenapa engkau abaikan pesanku? Sungguh aku tidak rela kepadamu”. Alkisah, bangunlah sang anak diliputi rasa terkejut dan takut. Pada pagi harinya ia menggali makam ibunya. Namun ternyata jasad ibunya telah tiada. Maka cemaslah anak tersebut sambil menangis. Di tengah-tengah tangisannya terdengarlah suara yang memanggilnya: “Ketahuilah bahwasanya barangsiapa yang memuliakan bulan-Ku (Rajab), maka Aku tidak akan membiarkan dirinya kesepian di dalam kubur”.

Dalam kitab yang sama, ada juga kisah yang tak kalah menariknya. Dari Tsauban katanya: Adalah kami pernah bersama Rasulullah melewati suatu kuburan, lalu beliau menangis dan berdoa. Ketika ditanyakan hal ini kepada beliau, jawabnya: “Ya Tsauban, mereka yang berada di dalam kubur sedang menderita karena siksaan, lalu aku berdoa dan Allah meringankan siksa mereka”. Kemudian sabdanya: “Ya Tsauban, seandainya mereka berpuasa sehari di bulan Rajab, dan tiada tidur di malam harinya, pasti mereka tidak akan menderita siksa kubur”. Lalu aku pun bertanya: “Ya Rasul, benarkah berbuat demikian dapat meringankan siksa kubur?”. Jawabnya: “Ya Tsauban, demi Allah yang mengutusku menjadi Nabi, tiada seorang muslim pria ataupun wanita puasa sehari di bulan Rajab dan beribadah di malam harinya secara ikhlas karena Allah, kecuali Allah akan mencatatnya seperti ibadah satu tahun, puasa di siang hari dan beribadah/shalat dimalam harinya”.

Subhanallah, kisah-kisah ini sungguh menakjubkan. Semoga kita bisa mengambilkan mutiara-mutiara hikmahnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Add My Facebook! Follow me on Twitter!